PERTALIAN DI ANTARA JIN DAN MANUSIA 2  

Posted by: Fakhrul Zakry in


Pertalian Hidup


Sesungguhnya manusia dan jin hidup di segala tempat yang yang Allah ciptakan untuk mereka. Mereka hidup di permukaan bumi, di langir, di udara dan di air. Di tempat-tempat ramai, di tempat lapang dan di seluruh alam ini. Kedua makhluk ini hidup dan memakan setiap makanan yang diciptakan Allah untuk mereka.
Manusia diciptakan dari tanah, maka tubuhnya menjadi subur dan berkembang bila memakan makanan yang berasal dari tanah seperti, biji-bijian, buah-buahan, tumbuh-tumbuhan dan berbagai jenis tanaman lainny(mrfakhrul.blogspot.com)a. Manusia hidup dalam berbargai fasa, hingga akhirnya menemui kematian dan kembali menjadi tanah. Adapun jin, makhluk ini diciptakan dari api, maka tubuhnya sendiri dari unsur dan bahan- (mrfakhrul.blogspot.com)bahan api. Seperti halnya manusia, makhluk ini akna menjalanai kehidupan untuk kemudian menenemui kematianya dan kembali kepada api, kecuali jika ia menjelma kepada tubuh- tubuh ketanahan (tubuh yang diciptakan dari bahan tanah, pen.) seperti manusia, dan binatang , lalu ia menemui kematiannya pada tubuh yang dijelmakannya, maka ia akan tetap dalam corak dan bentuk yang demikian itu. Seperti hanya jin yang menjelma dan rup(mrfakhrul.blogspot.com)a seekor ular besar, sebagaimana telah diungkapkan dalam hadith terdahulu, maka ia menemui kematiannya dalam rupa seekor ular.
Oleh kerena itulah, tatkala Allah mengancam kedua makhluk ini – sebab mereka melampaui batas-batas kehambaan dan padahal keduanya tidak mempunyai kekuatan dan melainkan daripada Allah. Maka Allah melahirkan kelemahan-kelemahan keduanya sepenuhnya., kerana dalam keadaan yang bagaimanapun juga kedua makhluk ini tidak berdaya untuk bangun menentang kehendak dan kekuasaan Allah. Allah SWT, berfirman:
“Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit fan bumi, makan lintasilah, kamu tidak dapat menembuskannya melainkan dengan kekuatan ”. (QS, Ar-Rahman, 55:33)
Tempat-tempat di penjuru langit dan bumi merupakan tempat kejadian jin dan manusia . Allah menyeruk(mrfakhrul.blogspot.com)an kepada jin dan manusia dengan menyatakan bahwa mereka berada dalam genggaman dan kekuasaanNya. Mereka tidak memperoleh perlindungan Allah dan tidak terlepas dari Allah, bahkan mereka akan menghadap kepada Nya juga. Jika mereka mempunya kemampuan untuk melintasi penjuru langit dan bumi, maka lakukanlah. Tetapi tidaklah mereka mempunya daya untuk keluar daripadanya. Jika mereka mempunyai daya untuk keluar daripadanya. Dan jika mereka dapat keluar sekalipun, tetapi tidaklah mereka terlepas dari kekuasaan dan pemerinyahan Allah SWT. Sedang Dia selalu mengawasi mereka di mana dan dalam keadaan bagaimanapun juga.
Ayat ini berkenaan dengan perisrtiwa di hari khiamat, yakni tatkala manusia dan jin dikumpulkan di padang Mahsyar. Ketika itu,(mrfakhrul.blogspot.com) mereka berupaya lari dari siksaan, tatpi mereka mendapatkan para Malaikat telah melingkupi dirinya. Mereka itulah para Malaikat yang mengawasi penjuru langit dan bumi. Ayat ini ditujukan kepada kedua jenis makhluk jin dan manusia. Maka tiadalah tempat lari dan tempat keluar bagi mereka dari kekuasaan dan pemerintahan Allah.


Dalam hal ini, terdapat pertalian rezeki dan sumber-sumber kehidupan antara kedua jenis makhluk ini. Makhluk jin, sebagaimana riwayat yang diceritakan oleh Abu Hurairah, mempunya corak kehidupan yang sama dengan manusia. Mereka sama-sama membutuhkan makan dan minum. Dalam diceritakan pada suatu malam makhluk jin cuba mencuba mencuri harta zakat yang berada dalam penjagaan Abu Hurairah . maka beliau menangkapnya dan bermaksud membawanya ke hadapan Rasulullah SAW(mrfakhrul.blogspot.com). Ketika itulah jin itu berkata “Sesungguhnya saya sangat memerlukannya, sedang saya mempunyai tanggungan (anak isteri)”.
Juga seperti terdapat dalam hadis Nabi SAW, bahwa Rasulullah pernah tertawa tanpa para sahabat mengetahui sebabnya. Maka mereka pun bertanya kepada beliau, dan beliau pun menjawab:
“Lelaki ini sentiasa makan, sedang setan turut ikut makan bersamanya sehinggan dia menghabiskan makannya.”
Ketika itu, barulah lelaki tersebut mengucapkan:
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Sejak awalnya hingga akhirnya.”
Disamping itu terdapat pula hadith tentang istinja’ yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda kepadanya:
“Bawakan kepadaku batu-ba(mrfakhrul.blogspot.com)tuan untuk beristinja’, tetapi jangan bawakan kepadaku tulang-tulang dan kotoran kering”.
Lalu aku bawakan kepadanya beberapa buah batu dalam gendongan kainku dan aku letakkan di dekatnya. Kemudian aku berpaling (pergi), sehingga apabila beliau telah selesai maka aku mendapatkan beliau dan bertanya, “Apakah halangan tulang dan kotoran kering?”
Mendengar hal itu Rasulullah saw pun bersabda:
“Sebab keduanya adalah makanan jin. Sesungguhnya telah datang kepadaku utusan jin Nashibin (Irak), sedang mereka adalah sebaik-baik golongan jin. Mereka meminta kepadaku makanan. Maka aku memohon kepada Allah makanan untuk mereka. Bahwa tidaklah mereka menemui sepotong tulang (yang masih berbalut daging) dan selonggok kotoran binatang ternak, malainkan keduanya itu menjadi mak(mrfakhrul.blogspot.com)anan mereka”.
Adapun tulang itu adalah makanan bagi jin sendiri, sedang kotoran binatang ternak adalah makanan bagi binatang ternak mereka.

Dengan demikian, nyatalah bahwa di antara kedua jenis makhluk ini terdapat pertalian kehidupan dunia dan dalam menerima kematian (kemusnahan). Kerana sesungguhnya tubuh jin dan manusia terdiri dari bahan –bahan yang bias musnah. Maka, masalah kematian dan kepunahan itu sama-sama dialami oleh kedua makhluk ini. Bukti kebenaran masalah ini adalah firman Allah yang berbunyi:
“Semua yang ada di bumi itu(mrfakhrul.blogspot.com) akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”,(QS,Ar-Rahman, 55: 26-27)
Maka, akan musnah dan binasalah jin dan manusia. Tidak seorang pun tertinggal kecuali Allah, Tuhan Pencipta alam semesta.


Pertalian Tugas-tugas Agama dan Pembalasan

Jin dan manusia sama-sama akan menemui kematian, menempuh perhintungan amal perbuatan(hisab) dan menerima balasan atas amal perbuatan masing-masing. Al-Quran menyebutkan persamaan antara kedua makhluk ini di dalam menerima pahala dan siksaan. Juga kewajipan mempercayai Allah Swt dan memp(mrfakhrul.blogspot.com)ercayai perjanjian baik dan buruk.
Allah menerangkan bahawa di kalangan manusia terdapat sebahagian orang yang beriman dan sebagian lainnya kafir, maka Allah menerangkan pula bahawa di kalangan jin juga terdapat segolongan yang beriman dan sebagian lainnya kafir, maka Allah menerangkan pula bahawa di kalangan jin juga terdapat segolongan yang beriman dan sebagian lagi yang kafir. Bagi orang-orang mukmin di antara mereka, digembirakan dengan perolehan pahala, sedang bagi orang-orang kafir dijanjikan siksaan yang pedih.
Sa’id bin Zubair pernah berkata bahawa jin-jin itu men(mrfakhrul.blogspot.com)curi berita dari langit. Maka tatkala dilontarkan anak panah berapi kepada mereka, mereka berkata: “Ini adalah sesuatu hal yang baru (luar biasa) berlaku di langit yang menghalangi berita tentang sesuatu di bumi.” Maka, pergilah mencari sebab-sebab dan sumber perkara ini. Ketika itu, secara kebetulan , Nabi Muhammad saw se(mrfakhrul.blogspot.com)dang berada dalam puncak kebimbangan dalam menyampaikan seruan dakwahnya, kerana penduduk Makkah menolak seruannya. Maka, keluarlah Nabi saw ke Thaif untuk menyeru penduduknya agar memasuki agama Islam. Kemudia Rasulullah saw pulang kembali ke Makkah. Sesampainya di dekat Nakhlah, Rasulullah melaksanakan solat subuh dan membaca Al-Quran di dalamnya. Tiba-tiba sekelompok jin Nashibin melalui tempat itu. Maka, mereka pun mendengarkan Al-Quran dan mengertilah mereka bahawa itulah sumber halangan tersebut.
Ada pendapat yang mengatakan, bahawa penyebabnya adalah turunnya perintah Allah kepada Rasul-Nya, Muhammad agar memberi peringatan kepada jin dan menyerukan mereka agar mempercayai Allah dan m(mrfakhrul.blogspot.com)embacakan kepada mereka Al-Quran. Maka, Allah pun mengarahkan sekumpulan jin ke berhampiran Nakhlah untuk mendengarkan Al-Quran, yang denganya mereka dapat mengingatkan kaumnya bila mereka pulang. Kelompok jin tersebut berjumlah tujuh atau sembilan orang.


Risalah Nabi Muhammad saw Kepada Manusia dan Jin


Nabi Muhammmad saw diutus kepada golongan jin secara umum dan kepada segenap manusia dengan membawa kebenaran dan petunjuk, dan dengan membawa cahaya dan sinar.
Salah satu konsekuensi dari keberadaan Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai utusan Allah yang terakhir adalah bahwa risalah beliau(mrfakhrul.blogspot.com) berlaku sampai akhir zaman, sampai hari Kiamat dan berlaku bagi seluruh umat manusia. Sebab jika tidak, akan terjadi kekacauan di berbagai belahan bumi ini. Jika Islam telah diterima sebagai satu-satunya sistem yang diberlakukan di muka bumi dan dipraktikkan, niscaya kedamaian akan tercipta. Ini menurut tinjauan rasio, akal.
Sedangkan menurut keterangan wahyu, risalah Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam juga berlaku untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Hal itu dapat dibaca dalam firman Allah:
“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba`: 2
“Katakanlah, ‘Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan lang(mrfakhrul.blogspot.com)it dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk’.” (QS. al-A’raf: 15 )
“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Quran) kepada hamba-Nya, agar Dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.” (QS. Al-Furqan: 1)
Imam al Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan bahwa Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Aku diberi lima perkara yang belum pernah diberikan kepada seorang (nabi) pun sebelumku. Aku ditolong dengan (hadirnya) rasa takut (di hati musuh) satu bulan (sebelum aku berhadapan dengan mereka); bumi ini dijadikan sebagai masjid dan suci bagiku, maka siapa pun dari umatku mendapati waktu solat, hendaklah dia mengerjakan solat (di mana pun dia berada); dihalalkan bagiku harta rampasan perang hal mana belum pernah dihalalkan bagi seorang pun sebelumku; aku diperkenankan membe(mrfakhrul.blogspot.com)ri syafaat; dan jika seorang nabi diutus khusus kepada kaumnya, maka aku diutus kepada seluruh umat manusia.”
Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,
“Tidaklah seorang Yahudi atau Nasrani dari umat ini yang mendengar tentangku, lantas dia tidak beriman kepadaku, melainkan akan masuk neraka.” (HR. Muslim)
Dan catatan sejarah menunjukkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menulis surat kepada para penguasa yang jelas-jelas bukan orang-orang Arab. Beliau menulis surat kepada Qaisar, Khusrau, Negus, dan Muqauqis. Sebagian dari surat-surat itu kini masih dapat dibaca di berbagai muzium kebangsaan.


Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bukan saja utusan kepada seluruh umat manusia, melainkan juga kepada makhluk mukallaf lain selain manusia. Yakni berlaku bagi bangsa jin. Bangsa jin yang oleh Allah diciptakan dari api. Keterangan itu dapat dibaca di dalam firman Allah berikut ini:
“Dan (ingatlah) keti(mrfakhrul.blogspot.com)ka Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata, ‘Diamlah kamu (untuk mendengarkannya),’ ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata, “Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.” (QS. Al Ahqaf: 29-31)
“Katakanlah (hai Muhammad), “Telah diwahyukan kepadamu bahawasanya, telah mendengarkan sekumpulan jin (akan (mrfakhrul.blogspot.com)al Quran), lalu mereka berkata, “Sesungguhnya kami telah mendengarkan al Quran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Rabb kami.” (QS. Al-Jin: 1-2)
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Nabi pernah didatangi dan dijemput oleh seorang guru dakwah dari kalangan jin. Ibnu Mas’ud yang membawakan hadis itu berkata, “Suatu malam kami kehilangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam. Kami mencari-cari beliau namun tidak ketemu juga. Kami berpikir, beliau diterbangkan atau diculik. Kami pun melewati malam itu dengan merasakannya sebagai(mrfakhrul.blogspot.com) malam terburuk. Saat pagi menjelang, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa(mrfakhrul.blogspot.com)sallam datang. Kami melapor, “Wahai Rasulullah, semalam kami kehilangan engkau. Kami mengira engkau dibawa terbang atau diculik Kami pun melewati malam tadi dengan merasakannya sebagai malam terburuk.” Beliau menjawab, “Salah seorang juru dakwah dari kalangan jin mendatangiku. Aku pun pergi (mrfakhrul.blogspot.com)menemui mereka dan memberi pengajaran kepada mereka.”
Para ulama salaf berbeza pendapat tentang adanya nabi dari bangsa jin. Ada di antara mereka yang berpendapat ada nabi dari bangsa jin, khusus untuk mereka. Landasan mereka adalah firman Allah,
“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat-Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata, “Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri.” Kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.” (QS. Al An’am: 130)
Namun menurut jumhur ulama, nabi hanya dari kalangan manusia. Demikianlah pendapat Mujahid dan Ibnu Juraij. Ibnu Abbas berkata, “Dari golongan manusia ada rasul, sedangkan dari golongan jin ada nadzir.” Dasar yang dipakai oleh Ibnu Abbas adalah firman Allah,
“Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.” (QS. Al-Ahqaf: 29)
Sedangkan tentang QS. Al An’am: 130, menurut tata bahasa Arab, ayat tersebut tidak harus dimaknai dengan adanya rasul dari bangsa jin.


Para ulama juga berbeza pendapat tentang, apakah yang diutus kepada jin dan manusia hanya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam ataukah ada nabi-nabi yang lain. Menurut Ibnul Qasim dan Muqatil, yang diutus kepada jin dan manusia hanya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun menurut jumhur ulama, beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam bukan yang pertama diutus kepada jin dan manusia. Ada ayat yang mengisyaratkan bahwa Nabi Musa juga diutus kepada bangsa jin. Allah berfirman,
“Mereka berkata, ‘Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (al Quran) yang telah diturunkan ses(mrfakhrul.blogspot.com)udah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.” (QS. al-Ahqaf: 30)
Pada kurun ke-34 ini Abu Ja’far ath Thahawi menyebut sebagian dari karakteristik risalah yang dibawa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Karakteristik itu adalah haq (kebenaran), huda (petunjuk), nur (cahaya), dan dhiya‘ (sinar). Risalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallamadalah risalah yang berisi kebenaran. Bahkan seluruh kebenaran. Selain dari risalah beliau adalah kebatilan dan karenanya mesti dijauhi. Allah berfirman,
“Dan katakanlah, “Kebenaran telah datang dan kebatilan telah lenyap. Sesungguhnya kebatilan itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (QS. Al Isra`: 81)
Risalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah petunjuk. Risalah yang berisi ilmu yang bermanfaat yang berbuah amal shalih. Risalah Beliau adalah cahaya yang mengantarkan kepada ridha Allah dan surga. Dan risalah Beliau adalah sinar yang mengandung unsur panas, yang mampu meluruskan berbagai kebengkokan yang dilakukan oleh umatnya.

Wallahu a’lam.


--------PESANAN--------

//adalah TIDAK dibenarkan kepada sesiapa untuk melakukan "plagiarism*" atau (copy and paste) terhadap artikel dah hasil pengolahan yang dibuat oleh SAYA berdasarkan sumber YANG DICARI di internet, anda boleh mengambil ini sebagai sumber kajian, namun diharap anda mampu melakukan pengolahan atau "paraphrase' mengikut idea anda tersendiri. Jika anda mengambil ini 100% sebagai assignment anda, fikirkan dahulu keberkatanNya sepanjang hidup anda. Berkatkan ilmu di dada anda. hihihi

*plagiarism by students is a very serious offense that can result in punishments such as a failing grade on the particular assignment (typically at the high school level) or for the course (typically at the college or university level). For cases of repeated plagiarism, or for cases in which a student commits severe plagiarism (e.g., submitting a copied piece of writing as his or her own work), a student may be suspended or expelled. Many students feel pressured to complete papers well and quickly, and with the accessibility of new technology (the Internet) students can plagiarize by copying and pasting information from other sources.




This entry was posted on Saturday, May 23, 2009 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Subscribe to: Post Comments (Atom) .

0 ciuman

Post a Comment

Advertisement











Super Spy


advertisement



Malaysia Web Hosting